Hari ini akhirnya datang juga, dimana seluruh asa dan angan luruh bersama butiran hujan, mengaum, menyentuh lantai, padang rumput, terpal, atap rumah hingga membentuk rintihan kekecewaan.
Akhirnya hari ini tiba jua, dimana seluruh rasa dan raga tak dapat ditorehkan, tak dapat digantungkan dipundakmu lagi.
Berjalan beriringan, tertawa suka cita, saling menatap penuh rindu. Ingatkah kau berapa mil jauhnya daratan yang kita lalui untuk sampai di fase ini? Mungkin kau akan melupakannya. Kini jarak itu semakin menjauh, tak ada lagi jalan beriringan apalagi tertawa bersama. Tak masalah buatku jarak, tak berat bebanku untuk rindu, tak akan habis waktu ku menunggu. Tapi kau berkata lain. Kau memilih untuk tetap membuat jarak semakin pekat, rindu semakin kelam dan waktu semakin usang.
Aku tau akan berakhir seperti apa.
Aku tau akan berakhir seperti apa.
Seperti membaca sebuah cerita, kau akan selalu tau bagaimana akhirnya. Judul yang berbeda, pengarang yang berbeda, jalan cerita yang berbeda tapi selalu berakhir sama. Sama sama melelahkan.
Sesaat aku berpikir, mungkin kali ini akan berbeda sedikit, ya aku pasti bisa membuatnya sedikit berbeda. Namun Allah punya rencana lebih indah untukku. Mungkin memang bukan sekarang, mungkin memang bukan cerita ini yang harus berakhir bahagia.
Selamat tinggal bukuku, selamat tinggal episode kali ini. Aku tau, aku pengarang yang amat buruk tapi percayalah setiap cerita yang aku tuliskan itu adalah hasil dari sebuah ketulusan. Maaf bila kau terluka saat membacanya.l